Supported by :   

Minggu, 07 Desember 2008

PENGUASA…PENGUASA…BERIKAN RAKYATMU KONEKSI DATA YANG MURAH DAN STABIL


Saya sudah menggunakan kartu Indosat Mentari sebagai sarana untuk berinternet di rumah sejak lebih dari satu setengah tahun yang lalu. Dari dulu saya berharap bisa berinternet di rumah menggunakan kartu GSM dengan tarif yang murah. Sebelumnya saya menggunakan XL yang mengenakan tarif Rp.10/Kb. Itupun tarifnya tidak berubah sampai sekarang. Dan merupakan operator GSM yang paling tidak berpihak pada konsumen pemakai koneksi data (Saya sendiri pengguna XL sebagai sarana komunikasi dan SMS sejak tahun 2000). Padahal Telkomsel yang notabene tarif komunikasi datanya paling mahal pun sudah menurunkan tarif komunikasi datanya secara drastis; dari semula Rp.12/Kb menjadi Rp.5/Kb.

Akhirnya yang saya tunggu2 pun tiba dengan kehadiran Indosat Mentari yang menawarkan tarif komunikasi data murah pada pertengahan 2007. Yang menawarkan tarif komunikasi data Rp.1/Kb untuk volume based atau Rp.110/menit untuk time based. Saya menggunakan volume based untuk mengakses internet pada HP, dan menggunakan time based pada komputer. Suatu terobosan dari pihak Indosat yang pro konsumen pengakses data. Pada mulanya aksesnya pun lancar2 saja, cepat dan tidak pernah ada gangguan. Hingga akhirnya sekarang aksesnya menjadi sangat lambat dan sering disconnect yang membuat saya jengkel pada saat berkomunikasi data. Dan sering sinyal GPRSnya hilang sampai berhari2.
Kekecewaan saya tergantikan oleh kehadiran Axis, si “GSM Yang Baik”. Axis menerapkan tarif yang paling murah diantara GSM lain, yaitu Rp.0,7/Kb dengan pembulatan per 10Kb. Dengan aksesnya yang cepat dan stabil membuat saya terobati ketika mengakses data meski belum menyediakan tarif berdasarkan time based. Namun sampai kapan kualitas Axis bisa tetap exist? Belum ada jaminan ke arah situ.
Inilah Indonesia, bung! Seharusnya para operator selluler tahu diri dan meningkatkan kapasitas server datanya ketika para konsumen pengguna komunikasi datanya mulai membludak. Jangan mereka terlena dengan mengumpulkan laba sebanyak2nya tanpa mempertahankan kualitas pelayanannya, terutama dalam hal komunikasi data. Tanpa kita2 sebagai konsumen, mana bisa mereka menjadi besar. Saya harap Pemerintah melalui BRTI bisa mewujudkan suara para konsumen pengguna data yang menginginkan tarif murah dan stabil. Kalau bisa GRATIS…!!!
Kendala utama bangsa ini untuk mengikuti Teknologi Informasi adalah mahalnya biaya dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat internet. Saya selalu berusaha meyakinkan masyarakat disekitar saya untuk selalu menggunakan internet meski mereka minim dana. Bagi yang tidak mempunyai komputer, saya ajari mereka bagaimana berinternet menggunakan HP. Saya tidak memungut biaya sepeserpun bagi mereka yang ingin belajar internet. Hingga ada tukang bengkel sepeda, sopir, guru, pengusaha, bahkan sampai ulama yang tertarik menggunakan internet sebagai media informasi terkini. Meski sebagian dari mereka menggunakan HP sebagai sarana berinternet, namun saya merasa bangga bahwa dunia internet bukan hanya milik kaum yang berkantong tebal dan intelek semata. Kalau saya saja bisa, bagaimana anda dengan masyarakat di sekitar anda? Jangan sampai anda menunggu Pemerintah yang selalu gembar-gembor dengan programnya namun jauh dari wujud nyatanya. DO MORE LESS TALK, NOT NO ACTION TALK ONLY.


2 komentar:

  1. OK..MS SAYA DUKUNG ANDA 100 PERSEN.MOGA SEMAKIN BANYAK ORANG SEPERTI ANDA? YTO THAT IS MY NAME..THANKS?

    BalasHapus
  2. @anonim:
    OK bro..mari kita bersama2 bangun masyarakat kita untuk selalu menggunkana teknologi sebagai sarana untuk memajukan bangsa..

    BalasHapus

gratisanboy mempersilahkan pengunjung menulis komentarnya. Bagi pengunjung umum yang tidak mempunyai blog atau email silahkan pilih anonymous dan pada komentar disertai dengan nama anda. Thanks...