Supported by :   

Kamis, 15 Januari 2009

KEJUJURAN YANG MEMIKAT


Rasulullah SAW bersabda: “Ada seorang lelaki membeli sebidang tanah. Tetapi kemudian ia mendapati sekantung emas di area tanah yang dibelinya tersebut. Si pembeli tanah berkata kepada bekas penjualnya: “Ambillah emasmu, sebab aku hanya membeli tanahmu dan tidak membeli emasnya.” Si penjual menjawab: “Yang kujual kepadamu adalah bidang tanah beserta isinya!” Lalu keduanya datang meminta keputusan kepada seorang hakim. Sang hakim bertanya: “Apakah diantara kalian berdua ada yang memiliki anak laki2?”

Yang satu menjawab: “ Aku punya seorang anak laki2!”. Sedangkan yang satunya berkata: “ Aku memiliki seorang putri .” Sang hakim menjelaskan: “Nikahkanlah putra itu dengan putri itu. Lalu sedekahkanlah harta itu kepada mereka berdua.” (Hadits riwayat Al-Bukhori wa Muslim). (Sumber: 101 Kisah Memikat / Miatu Qishatin wa Qishah fii Aniisish Shaalihiina wa Samiiril Muttaqiin, oleh Muhammad Amin Al-Jundi, Saudi Arabia)
Gratisanboy: Sungguh benar2 kisah yang sangat memikat. Andaikan di jaman sekarang orang2 bersifat demikian. Pasti tidak akan terjadi adanya tindak kriminalitas, korupsi, kolusi, dll. Penjara pun ibarat simbol saja. Tidak ada penghuninya. Karena memang semua orangnya jujur. Para penegak hukum di negeri ini tidak bakalan kerepotan menangani kasus2 yang sedemikian parahnya seperti di jaman sekarang. KPK pun kehilangan jobnya. Juga tidak ada yang namanya penyuapan. Oknum aparat sebenarnya tidak akan menerima suap jika tidak ada yang menyuap, demikian juga halnya dengan penyuap, mereka akan menyuap jika kondisinya memang diharuskan untuk menyuap. Jadi mana diantara keduanya yang tidak benar dan yang benar? Yang tidak benar adalah mereka yang mendapatkan uangnya dari rejeki yang halal kemudian digunakan untuk menyuap, dan sangat tidak dibenarkan lagi bagi mereka yang mendapatkan uangnya dengan cara yang tidak halal dan kemudian dibuat untuk menyuap. Para penerima suap yang menggunakan uang hasil dari penyuapan untuk menafkahi anak istrinya, untuk menyumbang atau juga digunakan dalam hal kebaikan yang lain juga tidak benar, apalagi menggunakan uang hasil suap untuk sesuatu yang diharamkan, semakin tidak benar. Terus mana diantara mereka yang benar? Yang benar adalah mereka yang kehilangan hak2nya dan tidak berdaya karena ulah para penyuap dan oknum aparat yang disuap tersebut!


7 komentar:

  1. pernah kejadian ditempatku, orang jual tanah tapi yang njual tetep ngambil hasil kayu, buah dsb dari tanah yang telah ia jual. alasannya dia jual tanah aja, gak jual pohon2nya.... dasar ngawur... jadi berantem deh... kalo zaman sekarang yang namanya jual tanah ya ama isinya ya mas.

    BalasHapus
  2. janganlah menghalalkan segala cara .
    betull ?

    salam knal .
    tukeran link yuk ?

    BalasHapus
  3. @Slam:
    Wah, ceritanya berlawanan dengan cerita diatas ya Bos Met.. Yach namanya juga manusia, kalo gak gitu bukan manusia..

    @epii^^ pattinson:
    Memang prinsip orang sekarang kebanyakan kaya gitu, tapi gak semuanya lho.. (contohnya kaya yang punya blog, he..he..)
    Oh ya, untuk tuker link epii^^ bisa copy script disamping dan pasang di blog epii^^ yach.. blog epii^^ juga udah tak masukin di blogroll blog ini lho.. Thanks..

    BalasHapus
  4. Jaman sekarang nyari orang2 kek gitu...?? Lempoh maaas.... Kalo nyari yang serakah dan ndak jujur karungan... he..he... Met kenal yo...

    BalasHapus
  5. @xitalho:
    Bener juga.. tapi diantara 200 juta lebih orang Indonesia pasti ada 1-2 orang yang punya sifat seperti cerita diatas..mau tau siapa?..saya juga gak tau siapa orangnya..
    Salam kenal juga..

    BalasHapus
  6. makanya kuncinya kita harus kemballi ke agama.

    BalasHapus
  7. @mudha: Memang jaman sekarang orang2 menomorduakan agama dan menomorsatukan dunia..

    BalasHapus

gratisanboy mempersilahkan pengunjung menulis komentarnya. Bagi pengunjung umum yang tidak mempunyai blog atau email silahkan pilih anonymous dan pada komentar disertai dengan nama anda. Thanks...